Jepara Dijuluki Kota Apa

Jepara Dijuluki Kota Apa

Kota Jepara, Jawa Tengah (Foto: Instagram/@visitjepara)

ALASAN mengapa Kota Jepara dijuluki sebagai Bumi Kartini memang akan diulas pada artikel kali ini. Kota yang ada di sisi utara Jawa Tengah ini termasuk salah satu kota yang unik dan kerap menjadi rujukan para wisatawan.

Tak hanya destinasi Karimunjawa yang memikat namun juga wisata lainnya. Selain itu, kota ini terkenal dengan bahan baku furniture yang bagus.

Tak tanggung-tanggung, angka ekspor dari Jepara pada 2020 mencapai USD177,03 juta dengan volume ekspor mencapai 53,65 juta kilogram.

Nilai ekspor tinggi ini menyasar berbagai negara mulai dari Uni Eropa, Amerika, Timur Tengah, Australia hingga negara tetangga seperti Malaysia, Singapura hingga India.

Kota ini juga terkenal dengan kerajinan seni ukir yang mendunia. Seni ukir yang ada pun identik dengan produk furniture yang telah dikenal mendunia. Tak ayal, kota ini dijuluki dengan Kota Ukir.

Bukan saja berjuluk kota Ukir, kota yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pati Kabupaten Kudus di Timur, serta Kabupaten Demak di Selatan ini juga memiliki julukan lain, yakni Bumi Kartini.

Lantas, apa alasan kota Jepara dijuluki sebagai Bumi Kartini?

Saat duduk di bangku sekolah mungkin tak asing dengan nama pahlawan perempuan yang memiliki jasa luar biasa ini. Ya, beliau adalah Raden Ajeng (R.A) Kartini. Pahlawan nasional ini diketahui lahir di Kabupaten Jepara pada 21 April 1879.

Sosoknya bukan orang sembarangan. Diketahui, RA Kartini adalah anak dari Bupati Jepara yang bernama Raden Mas Sosroningrat dan ibunya bernama M.A. Ngasirah. Sang kakek, Pangeran Ario Tjondronegoro IV adalah sosok cerdas yang diketahui menjadi bupati di usia 25 tahun.

RA Kartini dikenang sebagai pahlawan emansipasi yang mempelopori kebangkitan perempuan Nusantara terkait hak-hak perempuan dan pendidikan perempuan. Pahlawan nasional ini pun dikenal dengan motto 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Tak ayal, jika Jepara menyandang nama Bumi Kartini sebagai tempat kelahirannya.

Jepara, sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah, Indonesia, memiliki kekayaan sejarah dan keunikan budaya. Asal-usul Jepara dapat ditelusuri hingga zaman kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara, di mana daerah ini telah menjadi pusat perdagangan dan peradaban maritim.

Adapun yang membuat Jepara benar-benar dikenal di seluruh dunia adalah julukannya sebagai 'kota ukir dunia'. Gelar ini tidak diberikan secara sembarangan, melainkan tercermin dari warisan seni ukir kayu yang membanggakan, yang telah menjadi ciri khas kota ini.

Jepara menyimpan sejarah panjang hingga kota tersebut mendapat julukan sebagai kota ukir berkelas dunia. Berikut ini penjelasan sejarah dan asal-usul Jepara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Jepara Dijuluki Kota Ukir Berkelas Dunia

Kota Jepara dijuluki sebagai The World Carving Center atau kota ukir dunia. Julukan tersebut dilatarbelakangi Sejak abad ke-19, Jepara telah dikenal sebagai salah satu daerah pusat penghasil kerajinan ukiran kayu dan mebel terbesar di Indonesia bahkan telah dikenal hingga mancanegara.

Karya seni ukir kayu sudah menjadi bagian dari budaya, seni, dan ekonomi masyarakat Jepara sejak dulu yang diturunkan dari generasi ke generasi seiring perkembangan zaman. Pada saat ini, Kota Jepara menjadi salah satu daerah penghasil kerajinan ukiran kayu terbesar di Indonesia, bahkan produk kerajinan kayunya telah di ekspor ke berbagai negara di dunia.

Lantas, bagaimana sejarah jepara dijuluki kota ukir berkelas dunia ?

Mengutip dari laman resmi Indonesia.go.id, sejarah kota Jepara mendapat julukan kota ukir karena dahulu kala Prabangkara, ahli lukis dan ukir itu, dipanggil oleh Raja Brawijaya untuk melukis istrinya dalam keadaan tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja. Sebagai pelukis, ia harus melukis melalui imajinasinya tanpa boleh melihat permaisuri dalam keadaan tanpa busana.

Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai kotoran seekor cicak jatuh mengenai lukisan itu sehingga lukisan permaisuri mempunyai tahi lalat. Raja sangat puas dengan hasil karya Prabangkara namun begitu melihat tahi lalat tersebut, maka marahlah sang raja dan menuduh Prabangkara melihat permaisuri tanpa busana karena lokasi tahi lalatnya persis dengan kenyataannya.

Prabangkara pun dihukum dengan diikat di layang-layang, diterbangkan, dan kemudian jatuh di belakang gunung yang kini bernama Mulyoharjo. Prabangkara kemudian mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara dan kemahiran ukir warga Jepara bertahan hingga sekarang.

Ukiran Jepara sudah ada sejak zaman pemerintahan Ratu Kalinyamat sekitar tahun 1549. Anak perempuan ratu bernama Retno Kencono mempunyai peranan yang besar bagi perkembangan seni ukir. Di zaman ini kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat ditambah dengan adanya seorang menteri bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa dan sangat ahli dalam seni ukir. Sementara daerah belakang Gunung diceritakan terdapat sekelompok pengukir yang bertugas untuk melayani kebutuhan ukir keluarga kerajaan.

Semakin hari kelompok ini berkembang menjadi semakin banyak karena desa-desa tetangga mereka pun ikut belajar mengukir. Namun, sepeninggal Ratu Kalinyamat, perkembangan mereka terhenti dan baru berkembang kemudian di era Kartini, pahlawan wanita yang lahir di Jepara.

Peranan Raden Ajeng Kartini dalam pengembangan seni ukir sangat besar. Ia melihat kehidupan para pengrajin ukir yang tidak beranjak dari kemiskinan dan hal ini sangat mengusik batinnya. Ia kemudian memanggil beberapa pengrajin dari daerah belakang Gunung untuk bersama-sama membuat ukiran seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cinderamata lainnya, yang kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya diketahuilah kualitas karya seni ukir dari Jepara ini.

Pesanan pun banyak berdatangan dan hasil produksi pengrajin seni ukir Jepara pun bertambah jenisnya. Sementara itu, Raden Ajeng Kartini pun mulai memperkenalkan karya seni ukir Jepara ke luar negeri dengan memberikan berbagai cinderamata kepada teman-temannya di luar negeri. Seluruh penjualan barang ini setelah dikurangi oleh biaya produksi, uangnya diserahkan secara utuh kepada para pengrajin yang mana dapat menaikkan taraf hidup mereka yang berkecimpung di bidang ini.

Asal-usul Nama Jepara

Dikutip dari laman resmi PPID Kabupaten Jepara, asal nama Jepara berasal dari kata Ujung Para yang kemudian berubah menjadi Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara Kata Jepara sendiri memiliki arti sebagai sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.

Kata ujung para terdiri dari dua kata yakni ujung dan para, ujung dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti bagian darat yang menjorok (jauh) ke laut, sedangkan para memiliki arti menunjukan arah. Sehingga ujungpara sendiri jika digabungkan memiliki arti sebagai suatu daerah yang letaknya menjorok ke laut.

Kota Yang Dijuluki Kota Bahari Adalah?

Kota yang dijuluki kota bahari adalah Tegal, karena mengandalkan maritim sebagai pendapatan utama. Maritim tidak hanya perikanan tapi juga kawasan wisata, budaya, dan kuliner

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan topografi, kota ini dibagi menjadi daerah pantai dan dataran rendah. Daerah pantai yang relatif datar berada di utara Kota Tegal. Sedangkan daerah dataran rendah terletak di selatan Kota Tegal.

Dikutip repository UMP, Tegal semula adalah desa kecil yang terletak di tepi muara Kali Gung bernama Tetegal. Saat itu, Tetegal yang punya banyak ladang mengatur penjualan dan produksi hasil buminya.

Kota yang berdiri pada sekitar tahun 1580 ini memiliki perairan yang diatur Ki Gede Sebayu. Nama Tetegal menjadi Tetegal menjadi Tegal, dengan harapan menjadi kota yang baik dan makin besar.

Mengapa Tegal Dijuluki Kota Bahari?

Dikutip dari e-journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta,Tegal menjadi kota bahari berdasarkan letaknya di pesisir Laut Jawa. Tegal juga potensi di bidang maritim yang besar.

Tegal juga memiliki potensi dalam bidang docking atau perbaikan kapal dan pembuatan kapal. Dikutip dari situs Universitas Pancasakti Tegal, Tegal juga memiliki slogan Bahari yang bermakna bersih, aman, hijau, asri, rapi, dan indah.

Demikian informasi tentang kota yang dijuluki kota bahari dan alasannya. Semoga bermanfaat ya!

Asal nama Jepara berasal dari kata \x22ujung para\x22, kemudian berubah menjadi \x22ujung mara\x22 dan \x22Jumpara. Kata \x22ujung para\x22 dapat diartikan sebagai tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.

Menurut buku  Sejarah Dinasti Tang (618-906 M) pada 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah berkunjung ke negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa. Keraaan ini diyakini berada di Keling, kawasan timur Jepara sekarang. Kaling dipimpin raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal tegas.

Penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M). Sebagai bandar perdagangan yang kecil dan baru ada 90-100 orang. Jepara  dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak.

Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadikan mata rantai perdagangan Nusantara.

Setelah Pati Unus wafat, penggantinya adalah sang ipar, Faletehan/Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya.

Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.

Pada kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549/1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di pulau Jawa yang melayani ekspor dan impor. Disamping itu menjadi pangkalan angkatan laut yang dirintis sejak masa kerajaan Demak.

Sebagai seorang penguasa Jepara yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara pada saat itu sebagai Bandar Niaga yang sangat ramai, Ratu Kaliyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme yang anti penjajahan. Itu dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka untuk mengempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574.

Tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai Rainha de epara Sonora de Rica, yang memiliki arti Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.

Pada saat itu serangan ratu yang gagah berani itu melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan kurang lebih 5.000 orang prajurit. Tapi serangan tersebut gagal, namun semangat patriotisme Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bengsa portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.

Pada Oktober 1574 sang Ratu Kelinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15 ribu orang prajurit pilihannya. Pengiriman armada militer kedua ini dipimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai Quilimo.

Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antar Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka Komplek kuburan yang disebut sebagai makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat juga sangat berjasa dalam budayakan seni ukir yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir patih Badardawung yang berasal dari negeri Cina.

Menurut sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, disebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan sejahtera. Maka penetapan hari jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penuasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi atau terus bekerja keras membangun daerah.

Selain itu muncullah beberapa tempat wisata yang sangat indah di kota Jepara seperti pantai, bukit, air terjun, hingga gunung yang sangat indah. Yang paling banyak diincar wisatawan adalah keindahan pantainya, tidak hanya pasir dan tempat pantai yang bersih melainkan berkat pemandangan yang alami.

Kalau ingin healing ke pantai adalah pilihan tepat, cocok jadi tempat bersantai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam berwarna kuning keemasan yang sangat eksotis. Dan wisata alam yang unggulan dan ikonik dari kabupaten Jepara adalah Pulau Karimunjawa. Dari kota menuju tempat tersebut kita harus menyeberang dengan kapal selama 3-5 jam.

Walaupun jauh tapi keidahan alam di Karimunawa berhasil menghipnotis banyak wisatawan terutama akan keindahan bawah laut yang masih sangat asri dan terjaga dengan baik.

Ciri Khas Ukiran Jepara

Ukiran Jepara memiliki ciri khas yang menunjukkan bahwa ukiran itu berasal dari Jepara yaitu dari motifnya. Motif yang sangat terkenal dari ukiran daerah ini adalah Daun Trubusan yang terdiri dari dua macam. Pertama, daun yang keluar dari tangkai relung. Kedua, daun yang keluar dari cabang atau ruasnya.

Ukiran Jepara juga terlihat dari motif Jumbai dimana daunnya akan terbuka seperti kipas lalu ujungnya meruncing. Dan juga ada tiga atau empat biji keluar dari pangkal daun. Selain itu, salah satu ciri khasnya adalah tangkai relung yang memutar dengan gaya memanjang dan menjalar membentuk cabang-cabang kecil untuk mengisi ruang dan memperindahnya. Ciri-ciri khas ini sudah cukup mewakili identitas ukiran Jepara.

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Detikers, tahukah kamu kota apa yang dijuluki dengan kota bahari? Dikutip dari eprints UMS, bahari adalah segala sesutu yang berhubungan dengan laut atau kelautan.

Kota yang dijuluki kota Bahari adalah kota yang berkaitan dengan laut. Penasaran kota apa yang dijuluki kota bahari? Yuk simak penjelasannya

Anda mungkin ingin melihat